SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KEJIWAAN

1. Latar Belakang
   Dalam dunia kesehatan, khususnya kesehatan mental, diagnosis penyakit kejiwaan sering kali membutuhkan proses yang kompleks dan memerlukan keahlian khusus dari seorang psikiater atau psikolog klinis. Namun, keterbatasan jumlah tenaga ahli dan tingginya kebutuhan akan layanan kesehatan jiwa menjadi hambatan dalam memberikan diagnosis yang cepat dan akurat kepada semua individu yang membutuhkan[1]. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu dalam proses diagnosis awal penyakit kejiwaan untuk mendukung keputusan tenaga medis maupun memberikan informasi awal kepada masyarakat umum. Sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang dirancang untuk meniru kemampuan seorang pakar dalam menyelesaikan masalah tertentu[2]. Dengan menggunakan sistem pakar, diharapkan pengguna dapat memperoleh gambaran awal mengenai kondisi kejiwaan yang dialaminya berdasarkan gejala yang dirasakan. Implementasi sistem pakar dalam diagnosis penyakit kejiwaan dapat membantu mengurangi kesalahan diagnosis, mempercepat proses identifikasi penyakit, dan menjadi alat bantu edukasi mengenai kesehatan mental.

2. Alasan Pemilihan Topik
   Topik "Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kejiwaan" dipilih karena isu kesehatan mental menjadi perhatian yang semakin meningkat dalam masyarakat modern. Menurut data WHO, lebih dari 970 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental atau penggunaan zat pada tahun 2019 [3]. Namun, banyak penderita yang belum mendapatkan diagnosis atau perawatan yang memadai, baik karena keterbatasan akses ke tenaga profesional maupun karena stigma sosial. Melalui pengembangan sistem pakar ini, kami ingin menghadirkan solusi berbasis teknologi untuk memberikan bantuan awal dalam mengenali gangguan kejiwaan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan mempercepat upaya penanganan. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang konsep sistem pakar, representasi pengetahuan, dan proses inferensi, yang merupakan bagian penting dari pembelajaran dalam bidang kecerdasan buatan.

3. Ruang Lingkup
   Ruang lingkup pengembangan sistem pakar ini mencakup: • Jenis Penyakit: Fokus pada beberapa gangguan kejiwaan umum, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia. • Input Sistem: Sistem menerima input berupa gejala-gejala yang dirasakan oleh pengguna. • Proses Inferensi: Sistem menggunakan metode inferensi berbasis aturan (rule-based system) untuk menganalisis gejala dan menyimpulkan kemungkinan jenis gangguan kejiwaan. • Output Sistem: Sistem akan memberikan hasil berupa kemungkinan penyakit kejiwaan yang diderita serta saran untuk konsultasi lebih lanjut ke tenaga medis profesional. • Batasan: Sistem ini hanya bersifat sebagai alat bantu diagnosis awal dan bukan pengganti diagnosis resmi dari tenaga ahli. Keakuratan hasil sangat bergantung pada ketepatan input yang diberikan oleh pengguna. Dengan ruang lingkup ini, sistem yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam edukasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental dan pentingnya diagnosis dini.