Listener
#!/bin/sh
# (replace "find ." with "find ./<path>" below, to work with only specific paths)
# (these lines are really all one line, on multiple lines for clarity)
# ...find symlinks which do not dereference to directories...
find . -type l -exec test '!' -d {} ';' -print -exec sh -c \
# ...remove the symlink blob, and add the content diff, to the index/cache
'git rm --cached "$1"; diff -au /dev/null "$1" | git apply --cached -p1 -' \
# ...and call out to "sh".
"process_links_to_nondir" {} ';'
# the end
Tehnik ini sering sekali digunakan dalam pembuatan plugin,component dalam suatu aplikasi baik cms,ecommerce,intranet aplikasi.
Secara default direktori hooks adalah $ GIT_DIR / hooks, tetapi itu dapat diubah melalui variabel konfigurasi core.hooksPath (lihat git-config (1)).
Sebelum Git memanggil sebuah hook, ia mengubah direktori kerjanya menjadi $ GIT_DIR dalam repositori kosong atau root dari pohon yang berfungsi dalam repositori non-telanjang.
Pengecualian adalah kait yang dipicu selama push (pra-terima, perbarui, pasca-terima, pasca-pembaruan, push-to-checkout) yang selalu dijalankan dalam $ GIT_DIR.
Hooks bisa mendapatkan argumen mereka melalui lingkungan, argumen command-line, dan stdin. Lihat dokumentasi untuk setiap kait di bawah ini untuk detailnya.
git init dapat menyalin kait ke repositori baru, tergantung pada konfigurasinya. Lihat bagian "TEMPLATE DIRECTORY" di git-init (1) untuk detailnya. Ketika sisa dokumen ini mengacu pada "kait default", itu berbicara tentang templat default yang dikirimkan bersama Git.
